Kamis, 30 Agustus 2012

Cerpen - Dengarlah Tuhan Berbicara

“Mama dimana?” suara dalam hati kecilnya. Sudah lama kedua mata mungilnya terpejam, benda tajam yang menusuk lengan tangannya dan oxygen di lengketkan di pertengahan mukanya.

“Assalamu’alaikum peri kecil,  sekarang kita basuh dulu tubuhmu ya”, ucap suster Rena yang masuk ke kamar Syila. Rena adalah suster yang amat mencintai Slyila yang sering di sebutnya PERI KECIL J
“Assalamu’alaikum…”, terdengar dari balik pintu yg baru terbuka, terlihat  gadis yang amat manis. “Wa’alaikumsalam...”, jawab suster Rena.
“Syila mau mandi ya?”, tanya gadis itu pada suster Rena.
“Iya ni, Syila pasti gerah”, mengelus manja kepala syila.
Tiba-tiba handphone gadis itu berdering tertuliskan “MAMA” yaitu ibunda Syila.“Halo, assalamualaikum mama..” sahut Gina.
“Waalaikumsalam... Na, kamu dimana?” Tanyanya buru-buru
“Aku di rumah sakit Ma, Mama gak ke sini?”
“Aduh, mama mesti berangkat  ke Lampung ni. Kamu bisa bantu mama sekarang gak?”
“Bantu apa Ma?”
“Tolong telfon orang rumah suruh siapkan baju mama dan telfon Mas Andra suruh dia kerumah sakit ya.”                    
“Apa Mama gak punya waktu untuk menjenguk Syila? Dia pasti sangat merindukan Mama.” Suaranya mulai melemah.

“Mama tidak bisa bicara lama, nanti mama pasti jenguk tapi tidak sekarang”. Klik                                                           “Halo.. Ma… Mama?” memindahkan telfon genggamnya dari telinganya. Sejenak Gina terdiam dengan matanya yg berkaca-kaca dan jatuhlah butiran bening itu.
“Mbak kenapa menangis?” Tanya suster.
“Kalau Syila tersadar dan mendengar ini semua kurasa dia akan lebih sedih dari pada aku”, arah matanya ke depan dengan berlinang air mata.
“Kenapa Mbak?” tanyanya lagi.
“Syila yang semestinya masih bisa merasakan hangatnya di manja oleh sentuhan tangan ibu tapi, nyatanya dia menghadapinya dengan kekuatannya sendiri tanpa dukungan ibunya”.
“Mungkin ibunya tidak bermaksud begitu, mungkin saja ibu terlihat sibuk tetapi dia sangat mengkhawatirkan anaknya, apalagi Syila yang terbaring disini, ibu mana yang tega meninggalkan anaknya sendiri, pernah gak ibu mbak ninggalin mbak sendiri tanpa di temani siapapun?”
“sering..mama orang yang sangat aku cintai sangat, butuhkan dan aku rindu  tapi mama memarahiku saat aku mengatakan mama aku kangen mama tapi mama malah membentakku dan aku gak pernah lagi mengatakan hal yang sama karna aku takut mama akan memarahiku lagi”.                                                                                                                                                                                                                     Tiba-tiba tangan mungil Syila bergerak, perlahan kedua kelopak matanya terbuka…berselang beberapa detik datang sosok mas Andra dari balik pintu bersama dengan bibi Nur, Lalu….
“mama..mama...” mulut imut Syila mengeluarkan suara.

Gina yang berharap adik kecilnya itu cepat sadar malah lari keluar sambil menangis terisak-isak hatinya  sangat terpukul mendengar adiknya menanti ibunya yang tak kunjung datang memberikan sentuhan manja untuk anaknya. Gina berharap hanya bisa berharapmamanya memberikan perhatian yang sedemikian besar untuk adik kecilnya boleh hanya untuk adiknya walaupun tidak untuknya karna Gina tak ingin Syila merasakan kepedihan, ketakutan dan kesedihan seperti yang Gina rasakan.
Sang waktu akan menjawab segala masalah ini, Tuhan akan selalu ada untuk orang yang tak pernah berhenti berdoa pada-Nya dan jika sekarang kehidupan kita terasa pahit tapi percayalah kepahitan itu berarti Tuhan sedang berbicara tentang arti kesabaran dan ketegaran kepadamu. Gina hanya ingin yang terindah untuk orang-orang yang dicintainya yaitu Syila ‘adik kecilnya’ dan mama orang  tercintanya. [Afrah Rayya]


Page 10 of 30 : Gambar Print Preview Pada Majalah

Kami sangat mengharapkan komentar dari kalian agar edisi kedepannya lebih baik lagi
Terima Kasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar